Produktivitas pada
Perusahaan PT.Pertamina
Rini Tri Astuti
Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Kmputer
Universitas Gunadarma
JL.Margonda Raya No.100 Pondok Cina, Depok 16424
rinitriastuti75@gmail.com
PERTAMINA
adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia,berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada
tanggal 23 November 2001 menyangkut tentang Minyak dan Gas Bumi.Pendirian
Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah
No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),Selama lebih dari
setengah abad, Pertamina telah melayani kebutuhan energi dalam negeri dengan
mengelola kegiatan operasi yang terintegrasi di sector minyak, gas, dan panas
bumi. Pertamina juga senantiasa berupaya untuk memperbaiki kinerja operasi dan
keuangan guna memberikan kontribusi yang terbaik bagi perekonomian Indonesia.Harapan
para pemangku kepentingan kepada perusahaan ini pun semakin tinggi, dan
pemerintah mengharapkan dividen yang lebih besar dapat diberikan oleh
perusahaan kepada negara. Selain itu, dalam kerangka good governance,
Pertamina perlu melaksanakan bisnis yang transparan dan bersih.
Agar tercapai penjualan yang tinggi diperlukan kebijakan
penjualan yang dapat menarik minat konsumen terhadap produk tersebut. bisnis
BBM industri dari energi substitusi, yakni batu bara dan gas. Namun dengan
memperhitungkan masih terbatasnya infrastruktur jaringan gas dan ketidakpastian
pasokan batubara dan diimbangi pertumbuhan industri, ancaman ini masih tidak
mampu menurunkan konsumsi BBM industri lebih dari 15%. Dengan memperhitungkan
besarnya konsumsi BBM industri, karakteristik konsumsi, serta pertumbuhan
industri tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis distribusi BBM industri di
Jawa Barat masih menarik. Meskipun bisnis BBM industri di Jawa Barat masih
menarik, namun tetap saja yang diuntungkan dalam industri ini adalah pemain BBM
industri yang telah memiliki kompetensi dan jaringan pasar yang sudah luas. Hal
ini menjadi sangat penting, sebab dengan naiknya BBM industri akibat
melambungnya harga minyak dunia, yang diuntungkan adalah pemain yang mengambil
strategi cost leadership dengan memanfaatkan kompetensi dan
asset yang telah dimilikinya.
MAKSUD DAN
TUJUAN
Maksud kami melakukan penelitian kerja
praktek ini adalah :
1. Untuk
mengimplementasikan materi – materi kuliah di lapangan atau dunia nyata dan
menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang yang
telah dipelajari di bangku kuliah.
Tujuan kami melakukan kegiatan kerja
praktek yakni :
1. Untuk
mengetahui proses penjualan bbm untuk industri pada PT.Pertamina karena
perkembangan ilmu dan teknologi perminyakan sangat luas dan masih berkembang
pesat. Karena ilmu teknik perminyakan merupakan ilmu yang bersifat
interdisiplin maka kepakaran/keahlian sumber daya manusia staf dosen
masing-masing sangat spesifik dalam aspek pendalaman keilmuannya .
SASARAN
Kita tahu dengan keadaan masyarakat
disekitar, maka dari itu untuk tercukupinya kebutuhan pasar, dengan harga yang
pantas serta adanya keuntungan yang seimbang bagi investor, Pemerintah
menekankan perlunya dialog konstruktif, multilateral, dan tepat sasaran
sebagai pijakan penting dalam menghadapi tantangan kompleks tersebut.
dengan menyampaikan kekhawatirannya bahwa dalam jangka pendek dunia harus
menghadapi terus berlanjutnya ketidakstabilan pasar minyak serta meningkatnya
tingkat spekulasi yang menjadi pemicu principal driving force fluktuasi harga
minyak global.
Perkembangan itu telah mendorong harga minyak
mentah menjadi seolah terpisah dari fundamental supply dan demand. Dan juga
memproyeksikan bahwa permintaan energi akan terus tumbuh di masa yang akan
datang, serta minyak akan tetap dapat mempertahankan posisinya dalam world
energy mix. Sumber minyak mentah dunia diperkirakan akan tetap dapat
memenuhi proyeksi permintaan global, ditambah dengan adanya non-conventional
oil yang dapat dieksploitasi. Negara produsen minyak diperkirakan akan
memerlukan akses yang lebih luas terhadap penggunaan teknologi terbaru yang
mampu menopang program capacity expansionmereka.
ASSETS
Aset emiten minyak dan gas tumbuh
rata-rata 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan aset
seiring membaiknya kinerja yang ditopang kenaikan harga jual, menurut
Departemen Riset IFT.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan,
setiap tahun ada 30 aset migas yang diseleksi Pertamina untuk diambil alih.Pasti ada
yang kita lirik, karena setiap tahun kita juga melihat 30 aset dan nanti kita
filter lagi mana yang Pertamina juga tidak bermasalah dengan harga dalam
akuisisi Medco tersebut. “Kita juga sudah cukup transparan. Secara teknis
komersial akuisisi itu sangat menguntungkan.
TARGET
Direktur Utama Pertamina Karen
Agustiawan mengatakan, setiap tahun ada 30 aset migas yang diseleksi Pertamina
untuk diambil alih.Karena mengatakan, sebenarnya tidak ada masalah dengan
rencana Pertamina mengakuisisi Medco. Sebab Pertamina bisa mendapatkan tambahan
produksi 160 ribu barel per hari (bph) dari Medco.sudah paparkan
secara teknis komersial apa keuntungannya buat Pertamina, nanti tambahan yang
ada di kilang Mistsubishi bisa ke kilang kita. Atau opportunity yang ada di
Libya.
Kalau full production 160 ribu bph itu
bisa masuk ke Pertamina itu teknis semuanya.Pertamina juga tidak bermasalah
dengan harga dalam akuisisi Medco tersebut. Untuk itu sudah sepatutnya negara
dan DPR-RI segera merevisi UU Migas tersebut. Penulis juga merasa perlu untuk
membahas berbagai persoalan non teknis yang patut diduga menjadi penyebab
gagalnya pencapaian produksi migas Indonesia tahun 2011 ini, khususnya di
sektor hulu.Untuk itu, lanjutnya, pemerintah melakukan beberapa
langkah strategis sebagai antisipasi. Peningkatan kehandalan peralatan produksi
dengan preventive atau predictive maintenance untuk
mengurangi unplanned shutdown.Langkah lainnya yaitu meningkatkan
efisiensi operasi dan optimasi lapangan produksi dan pengembangan lapangan. Di
dalamnya termasuk percepatan produksi sumur temuan eksplorasi untuk mengurangi
laju penurunan produksi alamiah yang awalnya 12 persen menjadi hanya 7 persen.
Alasannya, Indonesia belum
memiliki perlatan produksi minyak yang terjangkau agar bisa digunakan untuk
mengelola sumur tua. Kendala dalam pengembangan sumur tua ini juga diakui oleh
Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Salis S Aprilian. Sumur
tua yang terdapat di Indonesia menurutnya tidak dapat langsung diproduksikan ,
beberapa sumur ada yang lapisannya sudah bocor dan tidak mulus, kemudian ada
yang di dalamnya terdapat benda seperti batu dan besi karena saat ditinggalkan
dibiarkan.
Visi dan Misi
Adapun visi dan misi yang dirancang dan ditetapkan
PERTAMINA adalah :
Visi Pertamina
Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia.
Misi Pertamina
Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar
nabati secara teritegrasi, berdasrkan prinsip – prinsip komersial yang kuat.
INTI PENELITIAN
3.1.0 Struktur Organisasi PT. Pertamina
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Pertamina
Sumber : Data Internal Fungsi Data dan Informasi PT
Pertamina 34
3.1.1. Identitas perusahaan PT. Pertamina (Persero)
Gambar 3.2 Logo Perusahaan
Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan
merupakan reprentasi bentuk panah dimaksudkan sebagai PT. Pertamina (Persero)
yang bergerak maju dan progresif. Logo PT. Pertamina (Persero) dan yang
terakhir berbentuk huruf P yang bersemboyan pertamina dengan logo baru dan
semangat baru “Semangat Terbarukan”.
Arti warna :
Biru : Andal, dapat dipercaya, bertanggung jawab.
Hijau : Sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan.
Merah : keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
3.1.2. Wilayah Jaringan Bisnis Pertamina
Kegiatan Pertamina dalam
menyelenggarakan usaha di bidang energi danpetrokimia, terbagi dalam dua sector
yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang dengan kegiatan anak-anak perusahaan dan
perusahaan patungan (Join Operation Body).
Usaha Hulu meliputi eksplorasi
dan produksi minyak, gas dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi
minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia ataupun luar negri.
Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui
kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan diluar negeri dilakukan
melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha
di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi
dilakukan didalam negeri.
Sedangkan Usaha Hilir meliputi kegiatan
Pertamina dalam pengolahan,pemasaran dan niaga, dan perkapalan serta distribusi
produk hilir baik didalam maupun keluar negri yang berasal dari kilang
Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.
Usaha Hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga
dan Usaha Perkapalan.
Wilayah Unit Operasi PT Pertamina
Usaha Hilir yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia yaitu berupa Pengolahan atau
Refinery Unit I-VII dan Pemasaran Niaga atau Fuel Retail
Marketing I-VIII.
3.1.2.1. Produk Pertamina
Produk-produk Pertamina di sektor Hilir
terdiri dari Bahan Bakar Minyak(BBM), Non BBM, Petrokimia, Gas dan Pelumas.
Bahan Bakar Minyak (BBM) :
• Minyak Bensin
• Minyak Tanah
• Minyak Solar
• Minyak Diesel
Bahan Bakar Khusus :
• Aviation Gasoline (Bahan Bakar Pesawat)
• Aviation Turbine Fuel (Bahan Bakar Pesawat ber-turbin)
• Bio Pertamax
• Bio Solar
• Pertamax
Bahan Bakar Subsidi :
• Premium
• Bio Solar 37
Non BBM :
• Aspal
• Pelumas
• Pelarut
• Green Coke
• Calcined Coke
Gas : Terdiri dari LPG ( Liquiefied Petroleum Gas), BBG
(Bahan Bakar Gas), Musicool(pengganti bahan bakar yang ramah lingkungan).
Petrokimia :
• Asam Tereftalat Murnis
• Benzene
• Paraxylene
• Polytam
• Propylene
Pelumas :
• Pelumas Khusus
• Pelumas pendingin38
• Grease
• Circulating oils
• Heat transfer oils
• Pelumas diesel mobil penumpang
3.2. Struktur Organisasi Corporate Secretary dan CSR
Sumber : Buku Annual Report 2011 CSR Pertamina
CSR Pertamina di pimpin oleh seorang
Manager yang mempunyai tugaspokok Menyusun dan merealisasikan rencana kerja dan
anggaran fungsi CSR yang mendukung pencitraan positif perusahaan. Dan
memutuskan, mengarahkan serta mengendalikan program-program CSR bidang
Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan pemberdayaan serta
Administrasi pelaporan yang terpadu antara korporat, unit operasi di
Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan sejalan dengan kebijakan
CSR Perusahaan. Dibawahi empat orang Assistant Manager yang
merangkap sebagai Senior Officer pada setiap masing-masing bidang di CSR, yaitu
Senior OfficerEducation mempunyai tugas untuk menganalisa dan
mengevaluasi kerjasamadengan Unit Operasi di bidang pendidikan terpadu antara
korporat dengan unitoperasi di pengolahan, pemasaran dan niaga, serta anak
perusahaan sejalan dengan kebijakan CSR perusahaan.
Senior Officer Infrastruktur and
Disaster mempunyai tugas untuk mengendalikan
laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana Alam
yang yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran
dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras dengan kebijakan CSR Perusahaan.
Senior Officer Public Health mempunyai
tugas untuk Mengendalikan laporan pelaksanaan
program kerja CSR di bidang kesehatan yang yangterpadu antara korporat dengan
unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras
dengan kebijakan CSR Perusahaan.
Senior Officer Environment mempunyai
tugas untuk Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan
Unit Operasi, Anak Perusahaan dan pihak III dalam pelaksanaan program – program
kerja CSR di bidang Administrasi dan Pelaporan.
Dalam mengerjakan dan melaksanakan
setiap Senior Officer memiliki Junior Officer untuk membantu pekerjaan agar
memiliki keselarasan dalam bekerja. Officer Infrastructure and Disaster
mempunyai tugas Menyusun, melaksanakan dan mengavaluasi
program-program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana Alam yang terpadu
antara korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta
Anak Perusahaan, sejalan dengan kebijakan CSR perusahaan.
Officer Educational mempunyai tugas Mengevaluasi
dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan Pihak III
dalam pelaksanaan program – program kerja CSR di bidang Pendidikan.
Officer Administration and Reporting
mempunyai tugas Menganalisa dan mengevaluasi program-program kerja
CSR di bidang Administrasi danPelaporan yang terpadu antara korporat dengan
unit operasi di hulu, Pengolahan, Pemasaran dan Anak Perusahaan sejalan dengan
kebijakan internal dan eksternal perusahaan dalam rangka membangun dan
menciptakan citra serta
kredibilitas perusahaan.
Junior Officer Public Health mempunyai
tugas Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit
Operasi, Anak Perusahaan dan Pihak III dalam pelaksanaan program – program
kerja CSR di bidang Kesehatan. Junior Officer Environment
mempunyai tugas Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di
bidang Lingkungan yang tertib dan sesuai dengan ketentuanperusahaan. Dan
mengendalikan laporan pelaksanaan program CSR yang bekerjasama dengan unit
operasi dan pemasaran niaga.
3.2.1. Struktur Organisasi Corporate Communication
Corporate Communication di Pertamina
bisa diartikan sebagai bagian dari kegiatan dan aktivitas Public Relations
perusahaan yang dibawahi langsung oleh Corporate Secretary. Membangun
komunikasi mengenai isu-isu tentang perusahaan yang lebih transparan kepada
masyarakat, karyawan dan pemangku kepentingan dalam menjaga dan mempertahankan
citra atau reputasi perusahaan merupakan tugas dari fungsi Corporate
Communication yang langsung dipimpin oleh seorang Vice President. Brand Management
merupakan fungsi bagian dari kegiatan Public Relations. Memutuskan,
mengendalikan dan mengarahkan kegiatan komunikasi pembangunan merek (brand
development) korporat yang bertujuan untuk meningkatkana ekuitas merek (bran
equity) korporat sehingga mendukung pembentukan citra dan reputasi perusahaan .
Berbagai kegiatan dan aktivitas
dari Brand Management di Pertamina yaitu Sponsorship, Advertising, Exhibition
dan Brand Development dengan para Stakeholder dan Shareholder. Eksternal
Communication di Pertamina melaksanakan tugasnya yang mengatur hubungan
komunikasi kepada stakeholder dan shareholder di perusahaan Pertamina. Fungsi
Internal Communication melaksanakan tugasnya yang mengatur dan
mengkomunikasikan segala aktivitas kepada karyawan internal yang bagi mereka,
karyawan internal perusahaan merupakan asset penting untuk perusahaan. Media di
Pertamina berfungsi untuk memutuskan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
komunikasi melalui berbagai saluran komunikasi media yang bertujuan menjaga
pemberitaan yang berimbang dan komunikasi proaktif tentang perseroan dengan
melakukan pembinaan hubungan yang profesional terhadap stakeholder media di
dalam dan luar negeri untuk mendukung citra dan reputasi positif perusahaan di
mata stakeholder.
Dalam hal ini fungsi CSR tidak
termasuk dalam Corporate Communication, tetapi menjadi fungsi khusus
dalam melaksanakan dan mengelola program atau kegiatan di dalam bagian
Corporate Secretary yang sebelumnya merupakan divisi Humas. Namun CSR di
Pertamina masih masuk dalam aktivitas dalam pelaksanaan kegiatan dari Public
Relations. Dalam hal ini, studi kasus yang penulis teliti merupakan kegiatan
CSR bidang kesehatan yaitu Pertamina Sehati wilayah Koja-Jakarta Utara yang
berada disekitar unit operasi Pertamina. CSR Pertamina dalam hal publikasi
hanya dilaksanakan oleh bagian fungsi Media Internal yang dipublikasikan ke
media internal Perusahaan seperti Warta Pertamina, Pertamina TV, Bulletin
Pertamina serta website Pertamina. Kalaupun ingin dipublikasikan oleh media
eksternal, harus ditangani oleh bagian Media .
3.3. Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina
CSR adalah komitmen korporat atas
tanggung jawab sosial dan lingkungan akan memberikan nilai tambah kepada semua
pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Dan Pertamina pun
terus menguatkan kegiatan CSR dengan memasukkan pengelolaan kegiatan ini ke
dalam fungsi tersendiri dengan pimpinan setingkat Manager. CSR adalah komitmen
Pertamina sebagai asset nasional untuk turut memajukan masyarakat Indonesia.
Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas disekitar wilayah operasi
Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting, sekaligus untuk mendukung
keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelanjutan. Komitmen yang kuat dari
management terhadap pelaksanaan program-program terpadu CSR Pertamina
diharapkan mampu mendorong komunitas disekitar wilayah operasional perusahaan
untuk terus tumbuh maju bersama Pertamina. Mewujudkan masyarakat yang sehat,
cerdas, sejahtera, mandiri dan berwawasan lingkungan .
3.3.1. Visi, Misi dan Tujuan CSR Pertamina
Visi CSR : “Menuju Kehidupan
Lebih Baik”
Misi CSR :
1. Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua
pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
2. Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian
sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
Tujuan CSR :
1. Secara Eksternal adalah
membantu Pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang membantu pencapaian target
pembangunan millennium atau Millenium Development Goals (MDGs).
2. Secara Internal adalah
membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi terutama dalam
membangun reputasi korporasi (Pertamina).
3.3.2. Landasan CSR Pertamina
Kegiatan program-program CSR Pertamina
didasarkan pada beberapa landasan regulasi, walaupun kegiatan memberikan
kontribusi kepada masyarakat sudah dilakukan Pertamina sejak kelahirannya, 10
Desember 1957 karena perusahaan didirikan dengan perjuangan. Dan untuk
membiayai perjuangan, pembangunan dan manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat,
sesuai proprosinya sebagai perusahaan. landasan-landasan ituadalah :
1. Bab V Pasal 47 Undang-Undang Perseroan
Terbatas No. 40 tahun 2007 : Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan kepatutan dan kewajaran.
2. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor
SE-21/MBU/2008 : Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diwajibkan kepada BUMN
yang kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam, atau kegiatan usahanya
berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Walaupun BUMN di bidang lain
pun dapat saja melaksankannya.
3. Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
: BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan
usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.
3.3.3. Standar Operation Prosedur (SOP) CSR Pertamina
Kebijakan Pertamina dalam melaksanakan
program CSR harus sesuai dan seiring dengan dengan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dengan mempertahankan ketentuan, norma, dan konvensi
internasional. Kegiatan CSR Pertamina senantiasa mematuhi semua aturan yang
berlaku sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan kepentingan masyarakat luas,
kepentingan bangsa dan Negara, dan untuk kebaikan alam semesta. PT Pertamina
telah mengambil kebijakan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Pertamina
telah membentuk satu divisi khusus yang menangani seluruh kegiatan CSR di
masing-masing bidangnya dalam menyusun rencana kerja, menjadwalkan waktu
pelaksanaan, dan menganggarkan alokasi dananya yang telah disisihkan setiap
tahunnya oleh perusahaan.
Menurut Manager CSR, bapak Ifki
Sukarya, CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat jika
dirtikan dalam arti yang luas. Jika dikaitkan kepada ISO 26000, ada tujuh
subjek yang ditangani secara focus yaitu mengenai masalah Human Right, ekspektasi
stakeholder, menyangkut masalah lingkungan, menyangkut masalah costumer focus,
kemudian menyangkut kepada masalah community involvement and development dan
tata kelola perusahaan yang menjadi ruang lingkup tata kelola CSR juga. CSR
yang beliau teliti memang sudah sesuai dengan ISO26000. Bagaimana kegiatan
perusahaan pada masyarakat sekitarnya yang menjadi stakeholder penting dalam
perusahaan. kegiatan CSR terbagi menjadi dua yaitu terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan CSR Pertamina yang terprogram dalam hal ini adalah
berbasis Charity, Social Mapping and Need Assesment. Kegiatan yang terprogram
ini sebelumnya dirapatkan terlebih dahulu oleh dewan direksi dan disetujui oleh
dirut yang kemudian direalisasikan. Dalam hal ini, Perusahaan yang aktif mencari
kepada siapa program ini direalisasikan dan bagaimana indikator keberhasilan
baik dari output dan outcome kepada si penerima manfaat. Setelah menentukan
program apa yang ingin dilaksanakan dan melakukan social mapping, lalu
perusahaan mencari mitra yang pantas untuk bekerjasama dalam mengembangkan
program ini. Contohnya program CSR yang terprogram adalah CSR
kesehatan Pertamina Sehati, CSR pendidikan OSN Pertamina dan Bright with
Pertamina, CSR lingkungan Green Act dan Penanaman 100juta Pohon, serta CSR infrastruktur
Desa Binaan dan pemberdayaan. Kegiatan CSR tersebut termasuk kedalam kategori 6
program unggulan CSR Pertamina yang pelaksanaannya sudah sesuai dengan kriteria
MDG’s (Millenium Development Goals). CSR kesehatan Pertamina Sehati dalam
kesempatan ini bekerjasama dan bermitra dengan PKBI dalam menjalankan program
Sehati di seluruh unit operasi Pertamina yang tersebar di wilayah Indonesia.
Ada pula LPPM IPB yang merupakan mitra dari CSR bidang Lingkungan yang menagani
berbagai permasalahan yang terjadi akibat permasalahan lingkungan yang berbasis
pada Global Warming. Namun pada intinya, kegiatan CSR Pertamina ini lebih
mengacu kepada Need Assesment dimana perusahaan melihat apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang sudah tertera dalam ruang lingkup kerja CSR di
masing-masing bidangnya. Hal ini dimaksud agar kegiatan CSR yang terprogram
dapat menimbulkan manfaat yang besar serta adanya keberlanjutan program
dikarenakan memang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu, ada pula kegiatan
CSR yang tidak terprogram. Kegiatan CSR ini pada intinya melayani permintaan
masyarakat diluar dari kegiatan-kegiatan CSR yang sudah terprogram. Misalnya
masyarakat, lembaga atau organisasi dapat mengirimkan proposal disertai dengan
maksud dan tujuannya dalam mengikutsertakan CSR Pertamina. Namun dari pihak CSR
Pertamina sendiri, tidak langsung menyetujui proposal-proposal yang diajukan
oleh pihak luar, karyawan CSR beserta Manager CSR akan mengkaji apakah
proposal-proposal yang diajukan sesuai dengan keberadaan program yang dijalankan oleh
CSR. Jika memang tidak sesuai dan tidak layak dibantu, maka proposal akan
diserahkan kepada bagian administrasi untuk dibuatkan B3 (Belum Bisa Bantu)
yang akan dikirim kembali kepada pengirim proposal.
3.3.4. Ruang Lingkup Kegiatan CSR
Penulis sudah membahas sebelumnya
mengenai bidang-bidang CSR yang menjadi ruang lingkup kerja CSR yang juga
termasuk dalam tata kelola perusahaan sesuai dengan ISO26000 dan MDGs yaitu
meliputi Bidang pendidikan yaitu Memberikan akses terhadap Pendidikan dengan
prioritas di sekitar unit operasi/perusahaan dan masyarakat luas secara
selektif dan juga meningkatkan mutu pendidikan dengan prioritas disekitar unit
Operasi. CSR pertamina bidang pendidikan melaksanakan sejumlah program, antara
lain meliputi Pertamina Scholarship, Pertamina Goes to Campus, OSN-PTI,
Pertamina Peduli Pendidikan (Renovasi sekolah, pembangunan gedung serbaguna,
seminar dan workshop guru) .
3.6 Logo CSR OSN-Pertamina
Bidang Kesehatan yaitu Menurunkan
tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan prioritas disekitar unit
Operasi/perusahaan dan meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas
disekitar unit operasi. Dalam hal ini, CSR Pertamina melaksanakan program
kegiatan dalam bentuk Pertamina Sehati (Sehat untuk Anak Tercinta dan Ibu), Bright
with Pertamina, Clino gigi, Pertamina peduli kesehatan.
3.7 Program Kegiatan CSR Kesehatan
Bidang Lingkungan yaitu meminimalisasi
dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan operasi perusahaan. selain
itu juga mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup. Program CSR
bidang lingkungan mencakup sejumlah program antara lain Green Planet (
Reboisasi dan konservasi lingkungan), Green and Clean, Pertamina peduli
lingkungan (Green Fest, Bor Biopori) .
3.8 Kegiatan CSR lingkungan
Bidang Sarana Prasarana dan Bencana
Alam yaitu melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai
dengan kebutuhan khususnya wilayah kerja operasi perusahaan dan masyarakat luas
secara selektif. Dan merehabilitasi daerah korban bencana alam dalam bentuk pembangunan
sarana prasarana umum baik masyarakat sekitar kerja perusahaan maupun
masyarakat luas secara selektif. Dalam pengadaan prasarana infrastruktur telah
melaksanakan program antara lain Renovasi Taman Pintar Jogjakarta, Revitalisasi
Taman Pejambon Jakarta, peningkatan Infrastruktur di Bau-bau, peningkatan
infrastruktur di wilayah sekitar unit operasi Pertamina di Indonesia. Sebagai
kepedulian terhadap masyarakat yang terkena musibah bencana alam, CSR Pertamina
melakukan sejumlah program peduli disaster. Mulai dari kegiatan pra-bencana
seperti pelatihan dan workshop, kegiatan tanggap darurat sampai dengan kegiatan
pascabencana yang meliputi antara lain Pertamina peduli gempa Padang dan
kerinci, Pertamina peduli Gempa Jabar, Pertamina Peduli Situ Gintung, pertamina
peduli Longsor Sumbar dan yang lainnnya .
3.9 Kegiatan Bantuan CSR Infrastructure and
Disaster
CSR Kesehatan Pertamina
Indonesia memiliki berbagai problem
kesehatan. Diantaranya fasilitas pelayanan kesehatan, terbatasnya akses
terhadap pengobatan, serta masalah gizi anak dan ibu (hamil). Kualitas
pelayanan kesehatan dan kondisi kemampuan masyarakat tersebut mempengaruhi
kualitas hidup mereka, khususnya generasi muda. Program CSR pertamina bidang
kesehatan melingkupi 2 pilar utama, yaitu peningkatan kualitas layanan dan
peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang sudah ditargetkan
dalam MDGs . Dalam hal ini, yang menjadi program CSR unggulan dari kesehatan
adalah CSR Pertamina Sehati (Sehat Tercinta Anak dan Ibu). Pertamina Sehati
adalah program kepedulian perusahaan pada kualitas SDM khususnya kesehatan ibu
dan anak untuk menciptakan generasi yang sehat. Pertamina Sehati diluncurkan
sejak tahun 2004. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
anak dibawah lima tahun (balita) dan ibu hamil/menyusui. Program ini meliputi
peningkatan pelayanan kesehatan dan mempermudah akses kesehatan bagi anak
balita dan ibu hamil/menyusui.
Gambar 3.10 Kegiatan Program CSR Sehati
Pada tahun 2009, program Pertamina
Sehati telah menjangkau 29 area di seluruh wilayah Indonesia yang mencakup
15000 penerima manfaat. Sedangkan pada tahun 2010, Pertamina Sehati telah
berhasil melaksanakan lebih dari 3800 kegiatan yang tersebar di seluruh
Indonesia berupa pelatihan kader-kader, program pengendalian berat badan,
pelatihan ibu hamil, serta pengenalan mengenai asupan gizi makanan sehat dan
bernutrisi kepada bayi balita. Melalui kegiatan CSR kesehatan ini, Pertamina
Sehati berhasil mencapai jumlah penerima manfaat sebesar lebih dari 63000 orang
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina Sehati dipilih setelah
melihat kondisi Indonesia yang dalam lima tahun terakhir yang masih berkutat
dengan tingginya angka kematian ibu hamil dan balita akibat gizi buruk dan
pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Hasil survey menunjukan, 40-60 persen
penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan adalah karena pendarahan, 20-30
persen akibat infeksi jalan lahir, dan 20-30 persen akibat keracunan. Angka
kematian ibu di Indonesia mencapai 307 per 100 ibu kelahiran hidup. Program ini
merupakan pembinaan posyandu dan bekerjasama dengan PKBI (Program Keluarga
Berencana Indonesia) yang turut serta dalam mendukung dan memantau program
Sehati.
Dalam hal ini, Pertamina memberikan
bantuan peningkatan kualitas pelayanan 53 kesehatan dengan merenovasi fasilitas
kesehatan yang tidak memadai disekitar unit wilayah operasi Pertamina yang
tersebar di Indonesia. Menurut Ibu Ernayetti Selaku Senior Officer Public
Health, beliau mengatakan bahwa bahwa Pertamina Sehati adalah program kesehatan
yang dibentuk pada tahun 2004 yang hingga saat ini terus dikembangkan dan
berkelanjutan guna mendorong masyarakat dan pemerintah dalam menangani masalah
kesehatan yang terjadi oleh ibu dan anak dalam meningkatkan kesehatan gizi
buruk dan permasalahan ibu hamil, nifas dan menyusui dengan memberikan
penyuluhan dan pembinaan yang akan berdampak pada kemandirian pada masyarakat.
Lebih dari 3.000 anak balita dan 650 ibu hamil/menyusui telah menerima manfaat
dari program Pertamina Sehati ini. Perusahaan minyak Negara berkelas
internasional ini dalam kurun waktu 2004-2011 telah memberikan bantuan ke
posyandu posyandu dan program kesehatan massal. Dalam melakukan peningkatan
gizi anak. Pertamina melalui pimpinan unit secara berkala turun langsung ke
daerah-daerah yang balita dan ibu hamilnya masih kekurangan gizi. Pertamina
memberikan makanan tambahan, evaluasi program bersama dengan PKBI dilaksanakan
berkala setiap 3 bulan sekali pertahunnya untuk melihat adanya perkembangan
mengenai peningkatan gizi anak-anak balita dan ibu hamil/menyusui yang mendapat
bantuan. Pertamina juga melakukan pembinaan kepada posyandu untuk mendukung
program pemerintah dan menunjang swadaya masyarakat dalam memelihara tingkat
gizi dan kesehatan anak serta ibu khususnya didaerah-daerah operasi Pertamina.
Bantuan yang diberikan antara lain peningkatan kualitas dalam fasilitas
posyandu (bangunan dan peralatan), penyuluhan kesehatan dan gizi, serta
pemberian makanan tambahan. Pertamina Sehati yang dieselenggarakan pada tahun 2011
terdiri dari 3 tahap. Dalam tiap acara yang Pertamina Sehati lakukan berupa
pemeriksaan kesehatan bayi dan penyuluhan mengenai makanan bergizi dengan
bagaimana cara pengolahannya untuk bayi dan balita. Selain itu pemeriksaan ibu
selama hamil, ibu nifas dan ibu menyusui. Lalu senam ibu hamil dan konsultasi
sebelum pernikahan dan setelah pernikahan yang dari kesemua tahapan tersebut
merupakan program lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang tetap konsen kepada
permasalahan kesehatan ibu(hamil,nifas,menyusui) dan penanganan gizi untuk anak
bayi dan balita.
3.4.1. Pertamina Sehati Koja-Jakarta Utara
Kesehatan merupakan permasalahan
penting yang terjadi pada saat ini. Kesehatan anak yang menjadi peranan penting
karena sebagai generasi penerus bangsa menjadi tolak ukur dalam turut serta
membantu mengatasi permasalahan ini. Ibu Bidan Anna merupakan Bidan dan Ahli
Gizi yang sangat peduli terhadap kesehatan khususnya anak bayi balita dan ibu
hamil. Sejak tahun 1980, Bidan Anna telah berkecimpung didalam dunia kesehatan
sebagai ahli gizi, bidan dan konsultan kesehatan dan pernikahan. Kecintaan
beliau juga terhadap anak-anak pula yang menjadikan beliau untuk ingin terlibat
dalam memerangi permasalahan kesehatan akibat gizi buruk yang dihadapi oleh
masyarakat Kecamatan Koja-Jakarta Utara. Beliau mengatakan bahwa beragam
masalah kesehatan yang beliau lihat tidak pernah selesai dan menemukan solusi.
Setelah beliau melihat dilapangan ternyata mengenai pola makan anak kandungan
gizi makanan yang dimakan oleh anak-anak serta makanan siap saji atau jajanan
yang dilihat dari kemasannya saja sudah tidak layak dimakan oleh anak-anak.
Beliau juga mengatakan bahwa
makanan-makanan yang didapat dari bantuan pemerintah juga tidak ada perubahan
dalam menangani permasalahan pola makan dan gizi kepada anak-anak. Melainkan
makanan bantuan dari pemerintah menyebabkan anak-anak menjadi diare, muntaber,
atau keracunan makanan sejenis lainnya. Suatu ketika ada LSM Internasional
datang dan menunjuk ibu Bidan Anna di Kecamatan Koja. Karena selama menjadi
bidan, beliau selalu mengikuti berbagai forum dan selalu mengutarakan
masalahnya mengenai kesehatan sehingga pada akhirnya permasalahan tersebut
didengar oleh LSM tersebut. dilatihlah Bu Anna dalam pelatihan pos gizi. Beliau
mendapatkan pelatihan dan pendidikan mengenai kesehatan gizi secara
mendalam. Selama pos gizi banyak media yang meliput dan pada suatu
acara mengenai kesehatan, Pertamina datang untung melihat acara tersebut sambil
mengutarakan permasalahan kegiatan kesehatan yang akan dilaksanakan di Koja.
Kemudian Camat Koja menyuruh pihak Pertamina untuk mengutarakan program yang
ingin dijalankan kepada Bidan Anna untuk melakukan kerjasama. Disinilah yang
pada akhirnya Bidan Anna menjadi bagian penting dari pelaksanaan kegiatan CSR
Sehati yang telah mendapatkan penghargaan Srikandi Awards. Akhirnya setelah
mereka bekerjasama, memang permasalahan yang mereka hadapi dilapangan sangat
sama dan singkron. Bidan Anna membantu Pertamina dalam kegiatan Sehati yaitu
berupa pelaksanaan kegiatan pelatihan pos gizi di 18 RW di Kecamatan
Koja-Jakarta Utara. Akhirnya Bidan Anna dan Pertamina menemukan kendala baru
mengenai permasalahan gizi. Penyuluhan dan pendidikan mengenai gizi yang warga
dapatkan tidak diikuti dirumah. Berbagai asalan 56 yang Bidan Anna dapatkan
dari warga yaitu karena repot, orang tua bekerja, kurangnya biaya membeli
makanan, serta sudah terbiasa dengan makanan siap saji. Atas kejadian ini,
munculah ide dari bidan Anna yang kemudian beliau sampaikan kepada Bapak Fajri
selaku Eksernal Relation FRM III JBB (Jawa Bagian Barat) yang memang memantau
sekali kegiatan CSR Sehati karena berada disekitar wilayah operasi Pertamina
ini.
Akhirnya timbul kesepakatan atas ide
dari bidan Anna yakni pengadaan WARUNGSEHATI. Warung Sehati berisi makanan bayi
balita yang memang ditangani sendiri dan diolah dirumah Bidan Anna yang
sekarang sudah dinamai Cooking Centre Bidan Anna oleh Pertamina FRM III. Menu
yang disajikan dalam Warung Sehati ini adalah bubur tim sayur bayi 8-13 bulan,
nasi tim untuk anak 1-3 tahun serta makanan kecil seperti pudding buah yang
memang harganya sangat terjangkau seperti makanan-makanan yang dijajakan
dipinggir jalan. Ide inilah yang menjadi keberlanjutannya antara Bidan Anna
dengan Pertamina sehingga munculah ide-ide baru mengenai permasalahan
kesehatan, sehingga Pertamina juga sangat merasakan atas keberhasilan atas
Program ini dan bidan Anna yang sangat senang bahwa Pertamina dapat membantu
dan ikut campur dalam masalah kesehatan gizi anak balita dan ibu hamil. Bapak
Fajri selaku Eksternal Relations FRM III JBB mengakui bahwa, keterlibatan bidan
Anna sebagai kader Sehati sangat membantu sekali dalam pelaksanaan dan
keberhasilan atas program Sehati. Banyak ide-ide yang bidan Anna utarakan
kepada pihak kami dan memang benar-benar sejalan dengan apa yang Pertamina
inginkan, ujarnya. Beliau juga mengatakan jika Pertamina dan Bidan Anna
merupakan hubungan simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan satu dengan yang
lainnya selama menjalankan kegiatan CSR ini. Bidan Anna juga sangat berterima
kasih sekali terhadap bantuan-bantuan yang diberikan oleh Pertamina
khususnya Materi. Diakui memang bahwa kondisi fisik wilayah Kecamatan Koja
memang jauh dari ratarata kebersihan yang baik. Lingkungan yang kumuh, tingkat
ekonomi dan pengangguranyang minim mengakibatkan permasalahan ini muncul dan
tidak pernah ada solusinya. Sehingga pada dasarnya memang masyarakat Koja
benar-benar membutuhkan bantuan kesehatan. Banyak program- program
keberlanjutan yang ditangani oleh Pertamina Sehati yang bekerja sama dengan
bidan Anna yaitu berupa pemeriksaan kesehatan bayi dan penyuluhan mengenai
makanan bergizi dengan bagaimana cara pengolahannya untuk bayi dan balita.
Selain itu pemeriksaan ibu selama hamil, ibu nifas dan ibu menyusui. Lalu senam
ibu hamil dan konsultasi sebelum pernikahan dan setelah pernikahan yang dari
kesemua tahapan tersebut merupakan program lanjutan dari tahun tahun sebelumnya
yang tetap konsen kepada permasalahan kesehatan ibu (hamil,nifas,menyusui) dan
penanganan gizi untuk anak bayi dan balita.
Setelah program Sehati ini berjalan
selama setahun per trimesternya, bapak Fajrimelakukan monitoring evaluasi
terhadap kegiatan yang telah dijalankan yang bekerja sama dengan bidan Anna.
Banyak perubahan yang didapat oleh bapak Fajri dari kegiatan Sehati sebelumnya.
Bapak Fajri beranggapan bahwa memang CSR harus berdasarkan dengan Need
Assesment, jangan hanya Charity semata. Karena indikator keberhasilan akan
terlihat ketika kita menjalankan program berdasarkan dengan Need Assesment
walaupun efek yang dilihat memang mebutuhkan waktu yang lama, karena perlunya
pelatihan dan penyuluhan mengenai kesehatan ini. Seperti warga Kecamatan Koja
kelurahan Lagoa, ibu Tati sudah 2 tahun terhitung dari 2010 terlibat dalam
program Sehati sebagai si penerima manfaat. Ia sangat beruntung mengikuti
program CSR Sehati ini karena dapat mengetahui
permasalahan-permasalahan yang sangat riskan terjadi pada saat hamil dan
melahirkan. Selain itu Ia juga tahu akan bahayanya gizi buruk yang terjadi pada
anak dapat berpengaruh kepada perkembangan anak. Ibu tati juga dengan adanya
program Kesehatan Sehati ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sekitar
dikarenakan wilayah mereka memang rawan terhadap penyakit. Ia mengetahui adanya
program ini pada saat berada di posyandu untuk memeriksakan kehamilannya dan
kemudian salah satu bidan merujuk dirinya untuk ikut terlibat dalam program
Sehati. Menurutnya, program Sehati ini sangat berguna dalam meningkatkan
kualitas kesehatan. Ia pun berharap program Sehati ini tetap terus ada di
wilayah Koja. Hal yangdirasakan sama pula oleh Mba Nining warga kelurahan Rawa
Badak, kecamatan Koja dalam mengikuti program ini karena diajak oleh
tetangganya yang pada saat hamil mengikuti kelas penyuluhan mengenai kesehatan
untuk ibu-ibu selama hamil, nifas hingga menyusui. Ia sangat antusias untuk
mengikuti kelas penyuluhan ibu hamil oleh bidan Anna. Mba Nining berharap pada
saat anaknya lahir, program kesehatan Sehati ini masih tetap dilaksanakan di
wilayah kecamatan Koja karena ia merasa bahwa Sehati ini program bantuan yang
sangat banyak manfaat yang berguna untuk pembekalan kepada masyarakat Koja.
Dapat dilihat dari indikator keberhasilan atas program ini yang dirasakan oleh
pihak Pertamina dan masyarakat Koja yang memang membutuhkan program kesehatan.
Timbulnya nilai kebutuhan sehingga muncul tingkat kepuasan dan kegunaan program
ini yang telat diterima oleh masyarakat Koja. Walaupun dampak yang dirasakan
butuh waktu berbulan-bulan bahkan setahun dari program ini, namun masyarakat
sangat antusias dan menerima sekali keberadaan program CSR Pertamina dan Bidan
Anna sebagai Kader dari Sehati. Kegiatan dari Pertamina Sehati khususnya
wilayah Koja Jakarta Utara ini dijalankan oleh pihak Community Development
Pertamina FRM III JBB (Jawa Bagian Barat) dan Eksternal Relations yang juga
merupakan bagian dari Community Development yang melakukan moitoring evaluasi
yang ruang lingkup kerjanya termasuk dalam aktivitas dari Public Relations.
Namun dari pihak Eksternal Relations FRM III menyadari bahwa publikasi atas
program ini masih kurang dikembangkan oleh fungsi Media Pertamina Pusat,
khususnya bagian Media Relations. Hanya publikasi melalui website Pertamina
yang dilakukan oleh pihak media eksternal, hanya peliputan jika ada dewan
direksi yang turut menghadiri kegiatan tersebut. Hanya publikasi melalui
website Pertamina yang dilakukan oleh pihak media eksternal, hanya peliputan
jika ada dewan direksi yang turut menghadiri kegiatan tersebut.
3.5. Analisis Kompetitor
• PT. Sidomuncul (Operasi Katarak Gratis untuk 1000 Mata)
Perusahaan jamu PT Sido Muncul tahun 2012 ini menargetkan 12.000 pasien
penderita buta katarak dioperasi secara gratis. Program corporate social
responsibility (CSR) ini merupakan kelanjutan tahun lalu, di mana PT Sido
Muncul berhasil menuntaskan operasi katarak terhadap 6.000 pasien secara
gratis. Sebagai awal program CSR tersebut, SidoMuncul bersama Rumah Sakit Cipto
Mangunkusuma RSCM melaksanakan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama memberikan
bantuan operasi katarak kepada 1.000 pasien warga kurang mampu di wilayah
Jakarta dan sekitarnya. Program CSR ini diadakan bertujuan untuk menanggulangi
buta mata akibat katarak sehingga orang bisa hidup mandiri dengan bantuan
operasi katarak yang diselenggarakan oleh PT. Sidomuncul Saluran publikasi yang
digunakan oleh PT Sidomuncul yaitu berupa Advertising, pemasangan iklan di
media cetak atau televisi untuk pendaftaran calon pasien penderita katarak.
Selain itu publikasi saat melakukan kegiatan Operasi Mata Katarak yaitu berupa
peliputan dan press release.
• PT Biofarma (Siang klinik:Mendukung kesuksesan
Imunisasi Nasional) Pada tahun 2012 ini, Bio Farma meningkatkan visi untuk
mewujudkan diri sebagai perusahaan yang kelas dunia, yaitu “Menjadi produsen
vaksin dan antisera kelas dunia yang berdaya saing global”. Kegiatan Siang
Klinik ini diadakan di Bandung berupa seminar tentang penyuluhan kesehatan
tentang pentingnya imunisasi. Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ini untuk
sharing dan memberikan informasi seputar imunisasi, seperti
pengetahuan tentang trend / kekinian seputar vaksin, antisera, isu imunisasi
serta produk baru PT Bio Farma (Persero). Kegiatan siang klinik ini sudah
dilaksanakan selama 3 tahun terakhir dan telah menjangkau beberapa kota besar
di Indonesia. Pada tahun ini, kegiatan Siang Klinik telah dilaksanakan di
Makasar, Manado, Batam, Jambi, Pontianak, Tanjung Pinang, Yogyakarta, Semarang,
Padang, Balikpapan, Samarinda, Lampung, Denpasar, dan Kupang. Kegiatan Seminar
Siang Klinik ini di publikasikan oleh media baik internal dan eksternal
perusahaan dalam peliputannya di media cetak ataupun media elektronik seperti
televise dan radio.
• PT XL AXIATA (Pemberian Donasi Posyandu)
Kegiatan CSR kembali dilaksanakan oleh PT XL AXIATA untuk menunjukan
kepeduliannya terhadap permasalahan kesehatan yaitu dengan memberikan donasi
untuk posyandu dan pengobatan gratis di kawasan Bantar Gebang, Bekasi. Sebanyak
200 orang dapat mengikuti kegiatan ini. Wilayah Bantar Gebang sendiri merupakan
wilayah tempat pengolahan sampah yang berasal dari berbagai wilayah
Jabodetabek. Kehidupan warga sekitar tidak luput dari sampah yang menggunung
sehingga adanya resiko yang besar terhadap berbagai penyakit yang timbul. Oleh
karena itu PT XL AXIATA melalui kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengobatan gratis dan donasi untuk posyandu. PT XL berharap dengan adanya
program ini dapat meringankan beban warga setempat dan memberikan kesempatan
kepada mereka yang ingin berobat tetapi memiliki keterbatasan biaya. Dalam hal
ini, PT XL melakukan publikasi melalui peliputan seperti pembukaan ceremonial,
press release, yang akandiliput oleh media-media serta advertising sebagai
iklan agar mendapatka atensidari masyarakat bahwa PT XL yang berbasis telekomunikasi
jaringan juga perduli terhadap permasalahan kesehatan.
3.6. Prosedur yang berlaku dalam Publikasi dan Promosi
Public Relations
program CSR PT Pertamina (Persero)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian dari kegiatan dan
aktivitas yang dijalankan oleh Public Relations. Kegiatan atau aktivitas ini
diadakan dengan tujuan untuk menyeimbangi krisis-krisis atau isu-isu negative
yang dapat menurunkan citra dan reputasi perusahaan. Dalam hal ini PT
Pertamina yang merupakan perusahaan Minyak dan Energi Nasional berkelas
Internasional sudah melaksanakan kegiatan CSR yang berdasarkan dengan MDG’s
(Millenium Development Goals) yaitu sesuai dengan 4 bidang yang dikerjakan oleh
bagian fungsi CSR Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan dan Infrastruktur Pemberdayaan.
CSR yang dibawahi langsung oleh Corporate Secretary atau dulunya disebut
sebagai fungsi Humas Pertamina, saat ini membentuk divisi khusus dalam
menangani berbagai kegiatan program CSR. Maksud pembentukan divisi khusus ini
adalah agar kegiatan CSR yang berlangsung dapat dilaksanakan secara focus
karena begitu banyaknya program yang perlu ditangani oleh Divisi CSR.
Dalam hal ini CSR
melaksankan kegiatannya yang terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan
terprogram merupakan kegiatan yang datang langsung atas persetujuan Dirut dan
diserahkan kepada bagian Corporate Secretary yang merupakan bidang Humas di
Pertamina dan diteruskan kepada fungsi-fungsi dibawahnya seperti CSR,
Complience dan Corporate Communication yang mengatur publikasi dan komunikasi
kepada khalayak. Program yang ingin dijalankan oleh fungsi CSR akan mengajak
fungsi Media Internal terlebih dahulu untuk publikasi Internal Perusahaan
seperti Warta Pertamina, Bulletin Pertamina, Pertamina TV dan Website Pertamina
yang menyajikan konten CSR didalamnya. Setelah itu jika memang kegiatan program
akan diliput oleh media ekternal, maka diserahkan kepada fungsi media yaitu
Media Relations. Mereka akan memilih media eksternal mana saja yang akan diajak
bekerja sama mengenai peliputan dari kegiatan pada setiap program-program yang
dilaksanakan CSR ataupun Pertamina itu sendiri. Keterlibatan Unit
Pemasaran di wilayah setempat juga turut terlibat dalam menangani berbagai
kegiatan yang dilaksanakan oleh Pertamina Pusat. Seperti halnya kegiatan Pertamina
Sehati merupakan bagian dari wilayah Jawa Bagian Barat (JBB), berarti Pertamina
FRM III-lah yang turt serta dalam membantu berbagai kegiatan disekitar wilayah
unit operasi Pertamina seperti Koja. Community Development FRM III yang
mengatur segala kegiatan atau program-program perusahaan disekita unit termasuk
kegiatan CSR baik dari segi sosialisasi komunikasi, Sosial Mapping, serta
Peliputan Media Internal. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Community
Development bagian Eksternal Relations. Peran serta dari Unit seperti FRM III
ini sangat membantu pihak CSR Pertamina Pusat yang pada dasarnya tidak dapat
menjangkau berbagai kegiatan CSR yang sudah tersebar diseluruh wilayah
Indonesia. Fungsi Brand Management juga turut serta dalam kegiatan Program CSR
seperti melakukan branding logo untuk CSR ataupun logo pada setiap
masing-masing kegiatan program CSR yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang
CSR. Advertising termasuk dalam Brand Management juga membantu dalam kegiatan
publikasi iklan, namun sama seperti pihak Media Relations, Bagian Advertising
juga akan mengkaji programprogram CSR apa saja yang perlu diiklankan. Jika
program tersebut sudah dipublikasikan oleh pihak Media Relations atau Media
Internal, maka kemungkinan besar program tersebut tidak diiklankan oleh pihak
Brand Management. Hanya saja keterlibatan Program CSR yang ikut serta dalam
pameran-pameran mengenai CSR yang ditarik oleh pihak Exhibition Brand
Management. Kegiatan CSR Pertamina pada dasarnya tidak melakukan kegiatan
promosi seperti perusahaan-perusahaan lainnya yang juga menjalankan kegiatan
CSR .
Kegiatan promosi Pertamina hanya
dilakukan sebatas produk-produk seperti Minyak, Gas, Petroleum, BBM karena
produk tersebut dijual kepada masyarakat sehingga perlu adanya promosi untuk
meningkatkan penjualan sekaligus mengenalkan Merk Perusahaan Pertamina pada
masyarakat. Untuk kegiatan program-programnya seperti CSR, tidak perlu
dipromosikan karena program CSR hanya berbasis kegiatan yang pada intinya perlu
peliputan untuk publikasi kepada masyarakat serta adanya sosialisasi untuk
pengenalan adanya program-program CSR yang diadakan Pertamina. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya oleh penulis, bentuk publikasi yang dilakukan
adalah melalui Media Internal yang kemudian diteruskan kepada Media Relations.
Serta adanya sosialisasi yang termasuk dalam Social Mapping oleh pihak
Eksternal Relations unit-unit Pertamina yang disekitar wilayahnya menjalankan
kegiatan program CSR atau program lainnya .
3.7. Metodologi penelitian
Metodologi yang penulis gunakan dalam
penelitian adalah Kualitatif, dimana bertujuan untuk menjelaskan fenomena
dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono,
2006: 56-57). Bahan penelitian yang penulis gunakan adalah data-data berupa
dokumen atau arsip, catatan-catatan, pengamatan (dokumentasi dan wawancara
mendalam). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer
dan data sekunder.
3.7.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Penulis
mendapatkan data primer dengan :
a. Wawancara mendalam
Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam observasi melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara
lisan terhadap responden (subjek). Wawancara mendalam adalah suatu cara
mengumpulkan data atau informan dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan
dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Pada wawancara
mendalam ini, pewawancara relative tidak mempunyai kontrol atas respon
informan, artinya informan bebas memerikan jawaban. (Kriyantono, 2006: 98)
Metode ini digunakan penulis karena
dengan menggunakan metode ini, penulis bisa mendapatkan gambaran dan pengamatan
secara mendalam mengenai permasalahan atau pertanyaan mengenai bagaimana fungsi
Public Relations dalam mengkomunikasikan program CSR Pertamina Sehati Koja –
Jakarta Utara. Adapun informan internal perusahaan PT Pertamina yang berlokasi
di JL. Medan Merdeka dan Unit Pemasaran III (FRM) di JL. Kramat Raya serta
masyarakat Koja yang termasuk dalam kegiatan Pertamina 67 Sehati, yang terlibat
dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah :
• Informan 1
Jabatan : Manager CSR PT. Pertamina Pusat
Nama : Ifki Sukarya
Masa Jabatan Kerja : 23 tahun
• Informan 2
Jabatan : Senior Officer CSR Public Health
Nama : Ernayetti
Masa Jabatan Kerja : 15 tahun
• Informan 3
Jabatan : Media Relation
Nama : Reno Fridaryanto
Masa Jabatan Kerja : 2,5 tahun
• Informan 4
Jabatan : Community Development Unit Pemasaran III
Nama : Fajri
Masa Jabatan Kerja : 6 tahun
• Ibu Bidan Anna
Kader Pertamina Sehati selama 8 tahun
Sedangkan informan eksternal perusahaan yang penulis wawancarai adalah
masyarakat umum atau pelanggan Pertamina. Penulis ingin mengetahui 68 dan
mengukur seberapa banyak masyarakat atau khalayak umum yang mengetahui tentang
adanya program CSR Sehati yang diadakan oleh Pertamina.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut
Ardianto dalam (Ruslan, 2010: 185-186) dokumentasi terdiri atas tulisan
pribadi, seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi. Keuntungan
bahan tulisan ini antara lain bahan ini tidak meminta biaya, tersedia dan siap
pakai hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya. Penulis menggunakan
penelitian dalam dokumentasi karena dengan adanya dokumentasi penulis juga bisa
memberikan bukti nyata akan adanya penelitian ini. Dan juga sebagai bahan untuk
kelengkapan keabsahan dalam penelitian mengenai CSR Pertamina Sehati Koja –
Jakarta Utara.
3.7.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari lembaga atau institusi tertentu seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
Departemen, dan lain-lain. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan dengan topic penelitian seperti Company Profile,
Annual Repport, Summary Campaign, bulletin internal, artikel dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Company Profile, Annual Report, data
CSR, serta Fuel Retail Marketing (FRM), data Media Internal Pertamina dan kliping
media cetak terkatit dengan fungsi Public Relations dalam program CSR Pertamina
Sehati.
3.7.3. Teknik Pemilihan Informan
Peneliti menetapkan teknik pemilihan
informan secara purposive (Sugiyono,2008: 219) dimana informan sengaja dipilih
dengan pertimbangan bahwa informan tersebut kompeten dan mampu membantu
peneliti dalam mendapatkan data-data untuk menjawab permasalahan penelitian
ini. Dengan itu, maka semua orang memiliki kemungkinan sebagai informan,
sehingga informasi yang didapat sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan sejak awal. Penelitian kualitatif tidak ditentukan dari jumlah
informan. Penelitian ini akan berakhir jika semua pertanyaan penelitian telah
terjawab. Penulis memilih informan internal dan informan eksternal. Informan
internal perusahaan Pertamina dari fungsi CSR, komunikasi, Media, Eksternal
Relation Fuel Retail Marketing III (FRM). Hal ini didasari berdasarkan informan
tersebut merupakan fungsi-fungsi yang turut serta dalam menjalankan
program-program pertamina khusunya program CSR kesehatan Pertamina Sehati Koja
– Jakarta Utara. Mulai dari tahapan fungsi Public Relations, publikasi program
kepada khalayak melalui media serta data data program CSR Sehati. Selain itu
penulis memilih kader-kader di Pertamina Sehati Koja – Jakarta utara seperti
bidan atau dokter yang keduanya sudah menjadi pelopor yang menjadi tempat
pelaksanaan program sehati serta masyarakat yang terlibat dalam program CSR
Pertamina ini .
3.7.4. Kriteria Pemilihan Informan
Informan adalah suatu atau lebih
narasumber, untuk dimintai keterangan atasinformasi yang diinginkan. Penulis
menggunakan 5 orang Informan dari internal perusahaan dan 4 orang informan dari
eksternal perusahaaan. Mereka semua dipilih sebagai informan karena
termasuk dalam pihak-pihak yang ikut terlibat mulai dari perencanaan, strategi
komunikasi, publikasi, hingga masyarakat yang terkena dampak dari program CSR
Pertamina dibidang kesehatan yaitu Pertamina Sehati khusunya wilayah Koja –
Jakarta Utara. Kriteria informan diambil sesuai pengalaman mereka selama lebih
dari 1 tahun dan jenjang pendidikan terakhir S1 untuk informan internal
perusahaan. Dalam hal ini penulis meimilih karakteristik informan baik internal
ataupun eksternal agar dapat menggambarkan secara tuntas mengenai fungsi Public
Relations dalam mengkomuniaksikan CSR Pertamina Sehati FRM III Koja yang
bertujuan untuk meningkatkan reputasi yang positif dimata khalayak .
3.8. Permasalahan yang ada
Corporate Social Responsibility (CSR)
Pertamina adalah komitmen korporat atas tanggung jawab sosial dan lingkungan
akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung
pertumbuhan perusahaan. Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas
disekitar wilayah operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting,
sekaligus untuk mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara berkelanjutan.
Komitmen yang kuat dari management terhadap pelaksanaan program-program terpadu
CSR Pertamina diharaplan mampu mendorong komunitas disekitar wilayah
operasional perusahaan untuk terus Tumbuh maju bersama Pertamina. Mewujudkan
masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, mandiri dan berwawasan
lingkungan. Kegiatan dari CSR ini seharusnya dapat dipublikasikan
dan disosialisasikan lebih baik lagi kepada masyarakat luas, mengingat bahwa
Pertamina sangat riskan terhadap isu-isu negative dikarenakan Pertamina
merupakan Perusahaan Minyak dan Gas Negara. Perlunya publikasi dan
sosialisasi agar adanya Transparansi kepada masyarakat tentang adanya
perkembangan isu-isu yang negative dan dapat memperburuk citra dan reputasi
perusahaan. Jika kegiatan atau program-program CSR dipublikasikan
dan disosialisasikan dengan baik, maka tidak mungkin jika citra atau reputasi
Pertamina akan tumbuh walaupun pada dasarnya image Pertamina sudah melekat
sebagai perusahaan Minyak dan Gas Negara. Maksud sosialisasi disini
adalah lebih mengajak masyarakat dalam turut berpartisipasi terhadap
program-program yang dijalankan oleh CSR. Setelah penulis mengkaji permasalahan
tersebut, akhirnya penulis menanyakan kembali kepada pihak Eksternal Relations
FRM III, bapak Fajri dan Officer CSR, bapak Eko Kristiawan bahwa mereka juga
merasakan bahwa kegiatan CSR Pertamina adalah kurangnya Publikasi. Walaupun
pada dasarnya, bagianbagian Humas atau Corporate Secretary sudah bagus dalam membentuk
divisi-divisi dan fungsi yang menjalankan kegiatan dan aktivitas dari Public
Relations. Ini yang diharapkan pihak Eksternal Relations yang terlibat dalam
Program CSR kepada bagian Fungsi Media khusunya Media Relations untuk tetap
bisa mengkaji dengan lebih baik lagi bahwa sebenarnya program CSR perlu
dipublikasikan agar mendapatkan tanggapan yang positif dan pengenalan berbagai
kegiatan program program CSR yang dilaksanakan oleh Pertamina .
3.9. Alternative Pemecahan Masalah
Public Relations merupakan bagian
penting dalam perusahaan untuk mengkomunikasikan segala aktivitas dan kegiatan
perusahaan. Adanya Public Relations sangat membantu perusahaan dalam
memainkan reputasi dan citra. Adanya transparansi dalam hal publikasi dan
komunikasi merupakan salah satu cara untuk tetap bisamempertahankan reputasi
dan citra. Setelah penulis melaksanakan penelitian di KojaJakarta Utara dan PT
Pertamina Pusat mengenai program CSR kesehatan PertaminaSehati (Sehat Anak
Tercinta dan Ibu) maka penulis dapat menyimpulkan bahwa programSehati yang
termasuk dalam 6 Program unggulan CSR Pertamina dibidang kesehatan.Keberhasilan
program Sehati ini dapat dilihat dari perubahan dan perbaikan pola pikir
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan anak mengenai gizi buruk dan kesehatan
ibu hamil. Dilihat pula bahwa masyarakat Koja yang sangat antusias terhadap
program ini sehingga program CSR ini bukan hanya filantropi atau charity semata
tetapi mengacu pada Need Assesment yang memang benar-benar membutuhkan program
CSR Sehati.
Dengan keberhasilannya itu, penulis
juga melihat bahwa perlunya publikasi yangbaik agar masyarakat lebih mengetahui
apa itu Program Pertamina Sehati, mengapa diadakannya sehati dan bagaimana
masyarakat selain Koja mengetahui tentang adanya program Sehati ini. Jadi
menurut penulis, adanya transparansi mengenai publikasi program agar masyarakat
mengetahui nilai lebih yang dilihat dari segi kegunaan dan kebutuhan dari
program Sehati ini.dan adanya pengangkatan reputaasi dan citra yang juga bisa
dirasakan oleh Perusahaan itu sendiri.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dengan proses pembuatan informasi ini, maka dapat
disimpulkan apa saja yang menglatarbelakangi perusahaan minyak di Indonesia
yaitu :
Pertamina merupakan sebuah perusahaan minyak
terbesar yang ada di Indonesia pada saat ini. Pada postingan kali ini saya akan
mencoba mberbagi informasi kepada teman-teman semua mengenai sejarah berdirinya
perusahaan pertamina ini. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat buat
teman-teman. Baik yang sedang mencari untuk tugas sekolah, tugas kuliah,
ataupun bagi anda yang sekedar ingin
tahu.
Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu,
menyerahkan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan
ini adalah bekas daerah konsesi BPM sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa
revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di
daerah lain di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing
berdasarkan hak konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat
dipertahankan bangsa Indonesia.
Semenjak
kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953
Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak Sumatera Utara
kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan ‘koordinator’ untuk pertambangan
oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa perbaikan.
Pada bulan
Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal A.H.
Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk Perusahaan Minyak
yang berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957
didirikan P.T. Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (P.T. PERMINA) dengan
Kol.Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur.
Saran
¨ Perlunya kesadaran dari semua pihak akan
pentingnya memanfaatkan sumber minyak yg ada dengan sebaik-baiknya.
¨ Dan untuk pemerintah mampu menggalang kerja sama
yang baik dengan negara yang bersangkutan dengan masalah minyak ini agar segala
kendala bisa diselesaikan bersama.
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul penulisan
ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya penulisan ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.